A Beautiful Mistakes
Fransiskus Xaverius Niko Pratama
P
|
ernah aku berpikir bahwa mungkin
aku takkan bisa melangkahkan kaki ke jenjang yang lebih tinggi lagi. Bukan
tanpa sebab, tapi semua ini penuh dengan sebab! Terbanting sana sini oleh
kelalaian yang sia-sia, membuatku sempat berpikir “mengapa aku tidak pergi jauh
saja dari kehidupan yang kujalani saat ini yang justru membuatku selalu jatuh
dalam kesalahan.. bukankah di luar aku bisa lebih bahagia?”
Semua
kelakuanku yang menjadi memori hitam putih selama menikmati indahnya hidup pada
jalan proses menuju imamat ini, membuatku banyak memperoleh kesadaran yang
sungguh indah. Aku selalu jatuh pada kesalahan yang sama. Ketika yang lainnya
bangun dari tidur tepat pada waktunya, aku bangun jauh dari kata tepat pada
waktunya. Namaku menjadi seolah paling terkenal dan mashyur di bidang
pelanggaran dan kesalahan. Tak ada satupun pembimbing yang tak tahu bagaimana
kehidupanku selama menjalani formatio ini. Ketika berbicara tentang telat
bangun, nakal dan lain sebagainya pasti tak jauh dari nama Niko Kancil.
Pengalaman ini sungguh membuatku geli. Aku menyadari bahwa semua yang kulakukan
hanyalah tindakan konyol, bodoh tapi bagiku itulah indahnya hidup, yang
memiliki sejuta pengalaman yang penuh dengan corak warna-warni, gelap dan
terang.
Mengapa
aku tidak menjadi anak yang baik saja? Tapi bagaimana caranya? Aku mencoba
untuk terjun ke dalam kesadaranku dan meniti satu per satu jalan yang telah ku
lalui. Disana aku menemukan banyak jawaban. Sampai saat ini aku masih
dipertahankan oleh para staff meskipun aku nakal, bukan karena belas kasihan
atau yang lainnya. Tapi inilah yang namanya penyelenggaraan Ilahi. Tuhan sama
sekali tidak pernah melarangku untuk menjadi nakal. Justru ketika seseorang
ingin menjadi baik, ia harus jatuh terlebih dahulu agar ia tahu bagaimana ia
harus bangkit. Seperti halnya aku, Aku selalu terjatuh dan semuanya itu
terlihat konyol dan bodoh. Tapi aku melihat sisi lain dari semuanya itu. Aku
melihat Tuhan ingin aku melihat diriku sendiri, dan menyadari bahwa aku adalah
istimewa.
Bagaimana
kalau sekarang aku menjadi nakal yang baik, penuh ide kreatif, dan inovatif?
Jauh lebih indah bukan? Tuhan telah mengaruniakan padaku akal budi yang sungguh
istimewa. Lalu, adakah alasan bagiku untuk tidak bisa melakukan segala sesuatu?
Sedikitpun tidak ada alasan bagiku untuk melakukan segala yang baik. Biasanya
yang ada hanya aku tak mau berjuang. Itulah kebodohanku!
Sekarang
lah waktunya, bukan besok atau lusa. Saatnya untuk pergi keluar dari kekangan
yang sungguh membuatku tak bisa bergerak. Aku harus jadi nakal dan terbang ke
angkasa untuk menjadi salah satu bintang yang penuh dengan kilauan di langit.
Tak kan satu langkah pun aku mundur untuk menjadi yang terbaik. Dari kesalahan
itu, aku diberikan kekuatan dan daya sehingga mampu menyadari betapa indahnya
hidupku saat ini. Bahkan bisa menjadi lebih indah lagi bila aku mau usaha.
Comments
Post a Comment