|Long March| ANAK SEMINARI MENENGAH SANTO PAULUS PALEMBANG 2016

BETIS 20 KM
Cerita long march para seminaris Seminari menengah Santo Paulus Palembang
                               (CB Dani Anggoro & Fransiskus Xaverius Niko Pratama)
            

Memulai perjuangan dengan senyuman
            Malam ini para seminaris di Seminari menengah Santo Paulus Palembang tidur lebih awal karena memang nanti malam akan melakukan suatu perjalanan yang cukup panjang. Tepat pukul 23:30 WIB, mereka semua dibangunkan oleh suara bel. Setelah itu, mereka langsung bergegas mempersiapkan diri sembari menunggu komando untuk berkumpul. Sekitar pukul 24.00 WIB mereka semua dikumpulkan di ruang makan untuk diberikan pengarahan tentang perjalanan yang akan mereka lalui. Mereka dibagi menjadi sepuluh kelompok, dengan masing-masing anggota dalam kelompok itu berjumlah 12 orang.
            “…Lakukanlah perjalanan ini sebagai suatu sarana untuk semakin mengenal Kerahiman Allah.” Kurang lebih seperti itu pengarahan yang diberikan oleh Romo Benediktus Mulyono, SCJ selaku staff seminari.
            Kelompok pertama telah mengawali perjalanan long march. Setelah 10 menit kemudian dilanjutkan oleh kelompok dua. Begitu seterusnya.
           
7 Kilometer pertama mencapai kesempurnaan

            Perjalanan menuju pos 2 yang berjarak ± 7 KM dilalui oleh masing-masing kelompok.
Disana mereka diberikan sebuah game untuk merangkai kata-kata dalam kitab suci sesuai dengan yang telah ditentukan, setelah itu disampaikan secara berantai dalam kelompok. Tujuan dari pos ini adalah agar para seminaris mampu menjadi pewarta belaskasih yang nyata dan bukan rekayasa.
            Perjalanan menuju pos 2 jauh dari apa yang di harapkan oleh para seminaris. Dalam perjalanan, tak jarang mereka dihadang para preman, dan godaan lainnya yang dapat membuat semangat dan keberanian para seminaris luntur. Tapi berkat belaskasih Allah semua kelompok dapat sampai di pos 2 dengan selamat. Setelah menyelesaikan tantangan di pos 2 masing-masing kelompok melanjutkan perjalanan menuju ke pos 3 yang jaraknya ±5 KM dengan medan yang lebih berat.

Semangat Belas Kasih kami Bukan semangat abal-abal
         
            Meskipun jarak yang lebih dekat dari pos sebelumnya. Namun, medan kali ini jauh lebih berat dari pos sebelumnya. Hal itu dikarenakan, beberapa kelompok yang mengalami gangguan seperti di hadang oleh segerombolan anak punk, bahkan dihadang oleh preman yang membawa senjata tajam seperti linggis, pisau dan katana. Ditambah lagi cuaca yang gerimis dan jalan yang bergelombang serta berbatu membuat semangat mereka benar-benar diuji.
            Namun, tak ada satu katapun yang terucap dari bibir para seminaris untuk menyerah  dalam menyelesaikan tantangan ini. Justru semangat mereka semakin berkobar-kobar. Malah, sebagian kelompok melakukan doa Rosario di sepanjang perjalanan menuju pos-pos yang telah ditentukan.
          
Kerahiman Tuhan semakin nyata
        Dengan kondisi yang cukup lapar masing-masing kelompok masih terus melanjutkan perjalanan menuju Pos 3.
            Sampai di pos 3, mereka semua diberikan suatu pelajaran berharga dari tema belaskasih Allah. Melalui makanan arem-arem yang disediakan oleh panitia dengan jumlah yang tak sesuai dengan jumlah anggota dalam satu kelompok. Para seminaris belajar untuk bagaimana caranya mensyukuri apa yang ada. Mereka juga diajak untuk berpikir cerdik untuk merancang strategi agar makanan yang kurang itu bisa dinikmati dan cukup untuk semua anggota dalam satu kelompok.
            Setelah menikmati pelajaran di pos 3, mereka melanjutkan perjalanan menuju pos 4 yang jaraknya ± 7 KM dari pos 3. Perjalanan nampaknya semakin jauh malah semakin sulit. Untuk menuju pos 4 mereka disuguhi jalan dengan tanah yang lengket akibat hujan deras dan kondisi jalan yang naik turun sehingga banyak menguras tenaga para seminaris.
            Sesampainya, di pos 4 mereka kembali disuguhi sebuah tantangan yaitu membawa sebuah bola ping pong yang diletakkan dalam piring dan diikat dengan banyak tali yang kemudian ujung tali diikatkan di kepala masing-masing anggota kelompok. Yang berhasil menyelesaikan tantangan ini hanya ada 6 kelompok.
Dari sana mereka berusaha untuk jangan saling menghakimi ketika ada salah satu dari sesama mereka yang melakukan kesalahan.

Garis akhir pembawa sukacita
          Setelah melalui pos ke 4 masing-masing kelompok langsung menuju ke pos akhir yaitu di Gua Maria Rosa Mystica.
            Di pos akhir masing-masing kelompok diminta untuk merefleksikan lambang dari kelompok mereka dan bagaiman kerahiman Allah dirasakan sepanjang perjalanan menuju ke garis akhir.
            Namun, di bagian ini ada terjadi kebingungan, karena ada satu kelompok yang belum sampai. Kelompok itu seharusnya sudah sampai pertama kali. Namun, hingga kelompok akhir tiba mereka belum juga tiba. Akhirnya panitia, mengerahkan tenaga untuk mencari mereka menggunakan kendaraan roda empat. Waktu pencarian tak begitu lama hingga akhirnya mereka ditemukan dan sebagian ada yang dibawa ke garis akhir dengan mengendarai mobil karena sudah merasa tidak kuat lagi.
            “Tadi itu… kami lupa jalan seharusnya belok tapi kami malah lurus sampai KM 23 tepat di gudang teh.. mana gitu.” Kata salah satu anggota kelompok yang tersesat itu.

            Akhirnya semua kelompok telah berkumpul dan semua anggota komunitas Seminari Menengah Santo Paulus Palembang mengakhiri acara Long march ini dengan perayaan Ekaristi. 

Comments